"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang telah Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. 2:164)



About Me

Ichsan, or IccanG. Born in Ujung Pandang. Master in Environmental and Resource Management.

It's Me !! Merdeka !!


Quote of The Day

Everyone will experience the consequences of his own acts. If his acts are right, he'll get good consequences; if they're not, he'll suffer for it. (Harry Browne)

the javascript source

_______________________________

Recent Posts

_______________________________

Clock and Calendar

_______________________________


Ensiklonesia


_______________________________


Links

Campus
Detik
Kompas
Pesantren Virtual
Republika
Inter Milan
Guitar Tablature
Friendster

_______________________________


Nice Blogs

achmadbiz
ady cu3x
As-Te-Rix
BeBeK
dena
Dweecha
imponk
jasmine
liebefine
muhy
nasgorkam
tR!s
veerdee

_______________________________


Archives

  • Oktober 2003
  • November 2003
  • Dezember 2003
  • Januar 2004
  • März 2004
  • Juni 2004
  • Oktober 2004
  • Januar 2005
  • Februar 2005
  • Mai 2005
  • Juni 2005
  • Juli 2005
  • August 2005
  • Oktober 2005
  • Juli 2006
  • Juli 2009
  • August 2009
  • April 2011
  • Islam.de Doneeh.Com
    Powered by Blogger


    Donnerstag, November 06, 2003


    :: Puisi ::

    Sering kali aku berkata,

    ketika orang memuji milikku,
    bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
    bahwa mobilku hanya titipan Nya,
    bahwa rumahku hanya titipan Nya,
    bahwa hartaku hanya titipan Nya,
    bahwa putraku hanya titipan Nya,

    tetapi,

    mengapa aku tak pernah bertanya,
    mengapa Dia menitipkan padaku?
    Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?

    Dan kalau bukan milikku,
    apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

    Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
    Mengapa hatiku justru terasa berat,
    ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

    Ketika diminta kembali,
    kusebut itu sebagai musibah,
    kusebut itu sebagai ujian,
    kusebut itu sebagai petaka,
    kusebut dengan panggilan apa saja
    untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

    Ketika aku berdoa,
    kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,

    aku ingin lebih banyak harta,
    ingin lebih banyak mobil,
    lebih banyak rumah,
    lebih banyak popularitas,

    dan kutolak sakit,
    kutolak kemiskinan,
    Seolah ...
    semua "derita" adalah hukuman bagiku.

    Seolah ...
    keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:

    aku rajin beribadah,
    maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
    dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.

    Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
    dan bukan Kekasih.

    Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
    dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

    Gusti,
    padahal tiap hari kuucapkan,
    hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...

    "ketika langit dan bumi bersatu,
    bencana dan keberuntungan sama saja"


    (WS Rendra).

    posted by Anonym, 09:02


    _______________________________________[ +++¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯+++]______________________________________

    -Best viewed with IE5 or above, 1024 x 768 resolution-